Pada
kesempatan kali ini, saya akan berbagi mengenai budi daya tanaman anggrek.
Meskipun saya belum memulai membudidayakan anggrek, tetapi saya pernah
melakukan pelatihan budi daya anggrek jadi saya hanya berbagi pengalaman kepada
anda semua, semoga bermanfaat.
Anggrek
merupakan salah satu jenis tanaman hias yang paling banyak diminati dan
dipelihara oleh manusia. Selain memiliki bentuk-bentuk yang indah, anggrek
merupakan keluarga tumbuhan terbesar dengan lebih dari 20.000 spesies yang
tersebar di hampir seluruh belahan dunia mulai dari tempat kering gurun pasir
hingga padang lumut di sekitar kutub utara. Anggrek tumbuh menempel pada pohon,
cadas bebatuan, tanah atau memanjat hingga puluhan meter. Berdasarkan
sumbernya, anggrek terdiri dari jenis spesies dan jenis hibrida. Anggrek jenis
spesies merupakan anggrek yang berasal dari jenis alami sedangkan jenis hibrida
merupakan anggrek dari hasil persilangan yang telah dihasilkan dari hasil
pemulia tanaman dimana jenis hibrida hingga saat ini sudah terdapat lebih dari
100.000 jenis silangan.
Dengan
banyaknya jenis dan ragam anggrek, masing-masing memerlukan kondisi dan
perawatan yang berbeda, maka kunci utama dalam memelihara anggrek adalah
pengenalan terhadap masing-masing jenis.
A. Bentuk Tanaman
Anggrek Bulan |
Anggrek
simpodial memiliki karakteristik
dimana tumbuhnya anakan atau pseudobulbs yang terus menerus pada sisi
pseudobulbs, jadi batang anggrek akan memiliki bentuk umbi (bulb) dimana setiap
bulb akan mencapai titik maksimal pertumbuhan dan selanjutnya akan mengeluarkan
bulb yang baru dan seterusnya. Anggrek simpodial akan menghasilkan bunga dari
pangkal bulb, ujung titik tumbuh atau dari sela-sela daun pada bulbnya
(Dendrobium sp., Cattleya sp.)
Pseudobulb (Dendrobium sp) |
B. Cara Tumbuh
Cara
tumbuh tanaman anggrek terdiri dari 4 cara tumbuh yaitu terrestrial, epifit,
litofit, dan saprofit. Terrestrial memiliki
karakteristik tumbuh dan berbunga di tanah dimana akan tumbuh hanya dengan
unsur hara yang cukup pada tanah. Jenis
terrestrial banyak tumbuh di dataran tinggi. Anggrek epifit merupakan populasi terbesar dari seluruh anggrek yang hidup
di alam tropis. Anggrek ini tumbuh menempel pada batang atau pohon tanaman lain
pada hutan, mereka menempel namun bukan parasit. Anggrek litofit biasanya tumbuh pada cadas atau batu pada lereng gunung
atau tepi pantai, akar-akarnya biasanya banyak dan tebal, akar ini akan
menjalar dan memenuhi batu atau cadas tempat tumbuhnya, menyukai tempat tumbuh
dengan drainase yang baik dan tidak tergenang. Anggrek saprofit tumbuh pada lantai hutan atau batang pohon yang sudah
lapuk. Anggrek saprofit mendapatkan nutrisi dari bahan-bahan organik yang
membusuk karena anggrek jenis ini tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).
Anggrek jenis ini tidak banyak dibudidayakan karena hidupnya yang sulit dan
umumnya tidak memiliki bunga yang cantik dan nilai ekonomisnya yang rendah.
Untuk
ciri-ciri umum, biasanya tanaman anggrek berdaun lebar akan lebih membutuhkan
tempat yang teduh/naungan untuk menghindari transpirasi yang tinggi dari
banyaknya stomata pada permukaan daun (Dendrobium sp) sedangkan anggrek berdaun
jarum biasa tumbuh di bawah matahari secara langsung karena jumlah stomatanya
yang lebih sedikit (Vanda).
C. Media Tanam
Media
tanam untuk tanaman anggrek harus memenuhi beberapa persyaratan antara
lain tidak mudah lapuk, tidak menjadi
sumber penyakit, mempunyai aerasi udara yang
baik, mampu mengikat air dan zat hara secara baik, mudah didapatkan dan
harga relatif murah. Agar tanaman anggrek tumbuh dengan baik dibutuhkan media
tanam dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5-6. Pemilihan media tanam ini
penting dan harus disesuaikan dengan jenis tanaman anggrek yang akan ditanam.
Beberapa media tanam yang cocok untuk tanaman anggrek antara lain sebagai
berikut.
1.
Spagnum Moss
Spagnum Moss memiliki daya pengikat
air yang sangat baik, aerasi dan drainase yang juga baik dengan kandungan unsur
Nitrogen (N) 2-3 %. Ketersediaan moss di alam sudah mulai berkurang dan harga
sudah mulai naik. Saat ini moss banyak diimpor dimana untuk 10 kg Moss berkisar
harga Rp 400.000. Media tanam moss sangat baik untuk jenis anggrek
Phalaenopsis.
Spagnum Moss |
2. Sabut
Kelapa
Sabut kelapa mampu menampung banyak
banyak air dan mudah didapat. Namun sabut kelapa mudah lapuk dan membusuk yang
dapat menjadi sumber penyakit sehingga agar anggrek tetap hidup, maka sabut
kelapa harus sering diganti sebelum membusuk.
3.
Arang Kayu
Arang kayu tidak mudah lapuk dan
tidak mudah tumbuh bakteri dan jamur namun arang kayu tidak dapat menyimpan air
sehingga cocok untuk anggrek yang memiliki kelembaban yang tinggi.
4.
Pecahan genteng atau batu bata
5.
Pakis
Pakis
merupakan media yang juga baik dalam menyimpan banyak air serta memiliki rongga
untuk proses drainase yang baik.
D. TEKNIK PERBANYAKAN
ANGGREK
Perbanyakan
anggrek bertujuan untuk mndapatkan lebih banyak individu-individu anggrek
dengan cara-cara yang berbeda-beda. Perbanyakan akan lebih dilakukan pada
tanaman anggrek yang sudah dewasa (setelah selesai berbunga) karena setelah
dilakukan perbanyakan, bunga anggrek akan stress dan layu. Ada dua cara
perbanyakan tanaman anggrek yaitu dengan cara generatif (biji) dan organ
vegetatif.
1.
Perbanyakan dengan biji
Biji
diperoleh dari buah anggrek yang sudah masak. Masaknya buah anggrek berbeda
menurut jenisnya. Dikarenakan banyaknya jenis anggrek maka saya memberikan
beberapa contoh :
Dendrobium dan Phaleonopsis : masak
buah 4 bulan tetapi dapat dipetik pada umur buah 3 bulan kemudian ditabur
Vanda : masak buah 8 bulan tetapi
dapat dipetik dan ditabur pada umur 6 bulan
Cattleya : masak buah 9-10 bulan
tetapi dapat dipetik dan ditabur pada umur 8 bulan
Untuk persemaian dapat dilakukan
dengan metode konvensional atau dengan cara kultur jaringan.
2.
Perbanyakan dengan organ vegetatif
Perbanyakan
anggrek secara vegetatif dapat dilakukan dengan empat cara yaitu stek batang,
pemecahan rumpun, pemotongan keiki dan pemotongan anakan. Dengan cara vegetatif ini, kita akan
memperoleh bibit tanaman yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya.
a. Stek Batang
Perbanyakan
dengan cara stek cocok dilakukan untuk jenis anggrek monopodial yang bersifat
epifit (ex : Arachnis, Aranthera, Renanthera dan Vanda). Stek dilakukan dengan
memotong stek pucuk atau ujung batang dengan syarat bagian yang terpotong
memiliki dua akar tanpa mengurangi jumlah daun. Sisa batang bagian bawah tetap
dipelihara karena dapat mengeluarkan beberapa tunas baru yang dapat digunakan
sebagai bibit.
Jika
bibit ingin ditanam di dalam pot maka langkah yang dapat dilakukan adalah dasar
pot terlebih dahulu diisi dengan pecahan batu bata atau genting setinggi
sepertiga bagian. Pecahan batu bata atau genting berfungsi untuk menjaga
kelembaban dan agar pot menjadi kokoh. Selanjutnya pot tersebut diisi media
tanam seperti spagnum moss, sabut kelapa, arang, pakis, atau sejenisnya. Stek
ditanam tepat di bagian tengah. Untuk jenis daun jarum, setelah dilakukan
pemotongan batang maka setelah penanaman harus sangat dijaga pertumbuhan akar
dan kelembabannya.
Untuk
jenis pseudobulbs (Dendrobium sp) dapat dilakukan pemotongan batang (stek)
dengan syarat batang yang akan dipotong sudah memiliki daun yang artinya
tanaman anggrek sudah dewasa, dan pemotongan dilakukan minimal masih ada 2-3
daun dalam setiap potongan namun apabila dipotong maka jenis bulb ini tidak akan
dapat berbunga lagi. Tergantung keinginan, jika hanya ingin mendapatkan tanaman
hias dalam bentuk daun maka stek pada pseudobulbs bisa dilakukan. Jadi jika
tetap ingin menghasilkan bunga, maka dapat dilakukan dengan cara pemisahan
rumpun seperti pada bagian kedua berikut ini.
b.
Pemisahan Rumpun
Pemecahan
atau pemisahan rumpun dilakukan pada jenis anggrek berbatang banyak atau
simpodial (ex : Cattleya, Cymbidium, Dendrobium dan Oncidium). Pemisahan rumpun
dilakukan bila pot telah penuh dan padat oleh tunas anakan yang sebaiknya
anakannya sudah lebih dari 3 anakan. Tunas anakan tersebut (bagian akar :
rhizome) kemudian dipisahkan dengan menggunakan alat potong yang tajam (cutter)
dengan syarat bagian dasar anakan harus masih saling berhubungan antara satu dengan
yang lainnya. Semua akar yang tidak aktif atau akar tua dibuang sehingga anakan
tampak seperti tidak berakar. Hati-hati dalam melepaskan anakan rumpun yang
dipisahkan agar akar tidak putus, bila perlu pecahkan pot dengan hati-hati.
Setelah
rumpun dipisahkan kemudian sebelum ditanam, pada pangkal anakan bekas potongan
dicelupkan larutan fungisida atau bakterisida, bisa juga dioleskan secara
langsung. di tanam di dalam pot dengan porsi pecahan batu bata/genting dan
media tumbuh (spagnum moss, sabut kelapa, dll) masing-masing sepertiga bagian
dari pot dan kemudian anakan rumpun ditanam dengan mengatur posisi. Anakan
paling tua diletakkan di bagian pinggir bibir pot agar pertumbuhan tunas yang
akan tumbuh akan seimbang pada bagian tengah pot. Penyiraman dilakukan kurang
lebih 3-4 hari setelah penanaman. Adapun pemupukan dilakukan kurang lebih satu
minggu setelah penanaman.
c.
Pemotongan Keiki
Keiki
merupakan anakan yang keluar dari batang atau pseudobulbs (Dendrobium). Bila
telah membentuk tanaman seutuhnya, keiki akan lengkap dengan akarnya sehingga
dapat dipisahkan dari induknya dengan cara dipotong menggunakan alat potong
(pisau/cutter) yang tajam. Penanamannya sama seperti jenis epifit pada umumnya.
Untuk setiap perbanyakan dengan cara pemotongan/pemisahan, sebaiknya dilakukan
dengan alat potong seperti pisau/cutter yang tajam, hindari penggunaan gunting
karena jika tanaman digunting akan merusak banyak sel pada bagian yang dipotong
sehingga menyebabkan tanaman menjadi stress. Untuk perbanyakan dengan pemotongan
keiki, akan lebih baik menggunakan media spagnum moss lalu dijaga sirkulasi
udara dan kelembabannya kurang lebih 90% serta pemberian hormon sitokinin untuk
mempercepat pertumbuhan akar. Sedangkan untuk memperbanyak bunga bisa diberikan
hormon giberalin.
d.
Pemotongan Tunas Anakan
Meskipun
jarang terjadi tetapi ada kalanya ujung akar atau tangkai bunga Phalaenopsis
muncul tunas akar. Tunas anakan tersebut dapat dipotong dan ditanam.
E. Pemupukan
Pupuk
yang paling mudah didapat adalah pupuk yang mengandung unsur N, P, dan K atau
biasa disebut pupuk NPK. Cara pemupukan anggrek yang paling baik adalah dengan
melarutkan pupuk dalam air kemudian disemprotkan ke seluruh bagian tanaman
anggrek. Jangan sekali-kali memberikan pupuk secara langsung pada akar atau
media karena akan mengganggu ketahanan tanaman. Pemilihan pupuk sangat penting,
hal ini berhubungan dengan ratio N, P, dan K yang dibutuhkan sehingga pemakaian
dosis harus disesuaikan dengan pabrik pupuk pembuatnya.
Tanaman
anggrek mempunyai keistimewaan yaitu daunnya dapat menyerap air serta
garam-garam yang terlarut di dalamnya. Untuk itu, waktu pemupukan yang tepat
saat stomata daun terbuka, yaitu pada pagi hari sekitar pukul 08.00-10.00 serta
sore hari pukul 15.00-17.00. Secara umum, pemupukan pada tanaman anggrek
dibedakan atas tiga bagian umur, yaitu sebagai berikut.
1.
Tanaman Seedlings (Bibit)
Kategori
bibit adalah tanaman anggrek yang baru keluar dari botol sampai umur 9 bulan.
Botol yang dimaksud adalah tanaman anggrek dengan sistem kultur jaringan. Pada
umur ini dibutuhkan pupuk dengan kandungan N lebih banyak, hal ini karena unsur
N yang tinggi akan digunakan tanaman untuk membentuk protein yang diperlukan
bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Bisa digunakan NPK dengan ratio 60:30:10.
2.
Tanaman Mid-Size (Ukuran Sedang/Remaja)
Kategori
ini adalah tanaman anggrek dengan usia di atas 9 bulan hingga 18 bulan (siap
berbunga pertama kali). Pada umur ini dibutuhkan ratio NPK yang sama (30:30:30
atau 20:20:20). Pertumbuhan sudah tidak secepat periode seedlings. Di samping
itu, tanaman perlu persiapan kondisi untuk masuk fase generatif/pembungaan.
3.
Tanaman Flowering-Size (Ukuran Berbunga)
Setelah
18 bulan, tanaman anggrek akan masuk fase pembungaan sehingga dibutuhkan pupuk
dengan kandungan unsur P yang lebih tinggi. Selain digunakan untuk pertumbuhan,
juga penting untuk merangsang pembungaaan. Dengan fokus pada pembungaan, bisa
digunakan pupuk dengan ratio NPK 10:60:10.
Jika
ingin mendapatkan macam-macam jenis bunga, tanaman anggrek dapat disilangkan
secara generatif melalui benang sari dan putik yang dikawinkan. Dan untuk
tanaman anggrek, dari jenis yang berbeda pun bisa disilangkan sehingga akan
menciptakan varietas baru (jenis hibrida) yang lebih menjual. Setelah dilakukan
penyilangan, 3 bulan kemudian, hasil penyilangan dapat dikulturkan yang
kemudian akan menjadi bibt baru yang bisa dibudidayakan.
Kultur Jaringan Tanaman Anggrek |
Dalam
budi daya anggrek, kita harus dapat melihat kebutuhan hara yang dibutuhkan
tanaman anggrek dengan membaca kondisi media atau mendengarkan keluhan tanaman
karena penampilan tanaman akan memberikan gambaran dengan jelas apa yang sedang
dialami ataupun dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Untuk memulainya maka sangat
dibutuhkan pengetahuan tentang jenis-jenis anggrek dan cara tumbuhnya.