Menyeretku ke gerbang mimpian,
Melayang jauh ke masa silam dulu,
Ketika tubuhmu luruh,
Jiwakupun sa’at itu terbang,
Seiring kepak burung camar yang terbang,
Wangi cintamu membiusku hingga hilang akal,
Jiwakupun sa’at itu terbang,
Seiring kepak burung camar yang terbang,
Wangi cintamu membiusku hingga hilang akal,
Aku mengigil karena terbakar,
Namun, deburan ombak memisahkan kita,
Namun, deburan ombak memisahkan kita,
Kerap kupanggili namamu,
Meski lewat helaan nafas yang kadang sulit & dalam,
Meski lewat helaan nafas yang kadang sulit & dalam,
O…Angin tolong bawa aku
terbang,
Bawa aku melayang jauh mengembara,
Jauh melewati batas angan & impian yang durja,
Agar aku dapat terus bermimpi dan berkhayal,
Bawa aku melayang jauh mengembara,
Jauh melewati batas angan & impian yang durja,
Agar aku dapat terus bermimpi dan berkhayal,
Menemukan cinta dalam sebuah
Sketsa ,
Sketsa wajah yang mulai usang,
Digilas cuaca dan usia,
Sketsa wajah yang mulai usang,
Digilas cuaca dan usia,
Waktu seakan tertatih namun
terus berputar,
Namun sketsa wajah itu lekat tak pernah hilang,
Untuk membuktikan bahwa cintaku kekal abadi,
Namun sketsa wajah itu lekat tak pernah hilang,
Untuk membuktikan bahwa cintaku kekal abadi,
Kekal abadi kepada dirinya.
(Anonim)
0 komentar:
Posting Komentar